Menurut pemantauan Departemen kesehatan Amerika, dewasa ini setiap hari ada sekitar 1.800 bayi di seluruh dunia yang lahir dengan virus HIV di dalam darahnya. Mereka mendapat virus penyebab penyakit mematikan itu dari ibu kandung nya sendiri.
Virus imunodifisiensi manusia (human immunodeficiency virus; HIV) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. (sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia)
Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
(kekurangan) sistem imun. Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI.
HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik. (sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia)
Virus HIV |
HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik. (sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia)
Pada tahun 2014, the Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) memberikan rapor merah kepada Indonesia sehubungan penanggulangan HIV/AIDS. Pasien baru meningkat 47 persen sejak 2005.
Kematian akibat AIDS di Indonesia masih tinggi, karena hanya 8 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan obat antiretroviral (ARV). (sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia)
Kematian akibat AIDS di Indonesia masih tinggi, karena hanya 8 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan obat antiretroviral (ARV). (sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia)
Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang memiliki penderita HIV terbanyak yaitu
sebanyak 640.000 orang, setelah China dan India, karena ketiga negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak.
Hanya saja prevalensi di Indonesia hanya 0,43 persen atau masih di bawah tingkat epidemi sebesar satu persen. Sebenar nya ada cara untuk mencegahnya, para ibu pembawa virus HIV bisa menelan obat semacam AZT selama semester kedua dan ketiga masa kehamilan.
Obat ini bisa pula dipakai beberapa pekan setelah kelahiran. Hanya saja, ongkos pengobatan jangka panjang dengan AZT mencapai US$1.000, sedangkan biaya perawatan AZT dalam jangka pendek pun sebesar LJS$100.
HIV di Indonesia |
Hanya saja prevalensi di Indonesia hanya 0,43 persen atau masih di bawah tingkat epidemi sebesar satu persen. Sebenar nya ada cara untuk mencegahnya, para ibu pembawa virus HIV bisa menelan obat semacam AZT selama semester kedua dan ketiga masa kehamilan.
Obat ini bisa pula dipakai beberapa pekan setelah kelahiran. Hanya saja, ongkos pengobatan jangka panjang dengan AZT mencapai US$1.000, sedangkan biaya perawatan AZT dalam jangka pendek pun sebesar LJS$100.
Cukup mahal bagi sebagian besar penderita, terutama di negara-negara berkembang.
Bayi yang terlahir dengan virus HIV |
Studi dilakukan terhadap 600 ibu hamil pengidap virus HIV di Uganda. Kepada 300 ibu diantaranya, para peneliti memberi nevirapine. Obat itu juga diberikan kepada bayi selama tiga hari pertama setelah kelahiran.
Hasilnya, hanya 40 bayi yang masih tertular HIV. Sedangkan pada 300 wanita yang mendapat perawatan AZT, 77 bayinya tetap terinfeksi. Hasil ini tentu saja sangat mengembirakan, mengingat ongkos perawatan dengan nevirapine hanya sebesar US$4 per orang sangat murah sekali dibanding pengobatan AZT.
Dan yang lebih utamanya lagi, hasil dari kedua tes ini lebih mengunggulkan pengobatan dengan nevirapine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar