Infertilitas, atau terkadang disebut mandul, adalah sebuah istilah dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat membentuk. Istilah infertilitas banyak digunakan pada bidang reproduksi yang dimaksudkan untuk membuahkan keturunan pada manusia maupun hewan.
Reproduksi dilakukan melalui hubungan seksual antara pria dan wanita atau jantan dan betina. Pada manusia, infertilitas mengistilahkan ketidakmampuan pasangan atau salah satu di antara pasangan untuk memiliki keturunan. Banyak faktor secara biologis yang dapat menyebabkan infertilitas, meskipun begitu hal tersebut dapat diobati dengan bantuan teknologi medis. (sumber : wikipedia bahasa indonesia)
Kabar baik bagi pasangan yang belum dikaruniai keturunan, satu tim ahli reproduksi Amerika dan Jepang berhasil menemukan metode baru untuk menemukan tingkat kemandulan pada pria.
Menurut keterangan yang diterima oleh situs science daily, berkat teknik ini , seorang bisa diketahui mandul dengan cepat. Wanita juga bisa dicegah agar tak menjalani tes kesuburan atau perawatn yang mubazir.
Tim peneliti yang terdiri atas Peter Sutovsky, M.S., Ph.D, dan Gerald Schattten, Ph.D., dari Oregon Health Sciences University, serta Yukihiro Terada M.D., Ph.D., dari Tohuko University School of Medicine, Sendai, Jepang itu mengklaim temuan mereka bisa mendiagnosis secara lebih akurat dan tepat kasus kemandulan yang tak dapat di deteksi oleh para dokter.
Cara kerja teknik baru yang disebut spermubiquitin tag immunoassay (SUTI) itu adalah dengan menemukan adanya sejumlah kecil ubiquitin. Ini semacam sampah yang dihasilkan dan prose tubuh mengurai dan mendaur ulang protein seluler yang sudah tak terpakai. Akumulasi ubiquitin dalam sel sperma merupakan bukti bahwa adanya kerusakan.
Untuk menemukan sampah protein ini, para ilmuwan memanfaatkan suatu antibodi khusus. "Ubiquitin merupakan tanda umum kelainan, buruknya kualitas, dan adanya kontaminasi di dalam sperma," ujar Sutovsky, "saya kira, SUTI dapat menjadi semacam solusi jitu mengatasi kemandulan karena sifatnya yang pasti, menggunakan sistem pengukuran otomatis terhadap protein tunggal dalam sperma, bukan analisis subyektif sperma dengan sinar mikroskopis. Salah satu kelebihan utamanya adalah kepekaannya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar