Sperma Artifisial Untuk Pasangan Lesbian

               Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. 

              Istilah ini dapat digunakan sebagai kata benda jika merujuk pada perempuan yang menyukai sesama jenis, atau sebagai kata sifat apabila bermakna ciri objek atau aktivitas yang terkait dengan hubungan sesama jenis antar perempuan. (sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia)

               Ini mungkin adalah kabar gembira bagi pasangan lesbian. Berkat teknik baru yang

Pasangan Lesbian

dikembangkan oleh Amerika Serikat, "pasangan" wanita kini bisa punya anak. Tentunya ini bukan anak adopsi, melainkan benar-benar anak genetis. 

         Seperti yang diberitakan di situs News.bbc.co.uk, para ilmuwan dari Reproductive Genetic Institut di Chicago berhasil menciptakan sperma artifisial. Sperma buatan ini berasal dari sel tubuh seorang wanita yang kemudian diolah untuk membuahi sel telur pasangan nya.

             Metode baru itu telah diuji coba pada sel telur manusia. "Hasilnya sangat menjanjikan" ucap Mohammad Taranissi, ahli kandungan dalam proyek penelitian itu. Uji coba sebelumnya terhadap tikus ternyata memberikan hasil yang sangat memuaskan. Cara yang dikembangkan oleh para ilmuwan itu mirip teknik kloning. 

            Lewat perlakuan khusus, sebagian materi gen dari sebuah sel diambil dan disuntikkan ke sel telur wanita lain. Hasilnya adalah embrio yang terdiri dari separuh gen induk serta sebagian gen donor.

           Tentu saja kabar tersebut disambut gembira oleh Adele dan Dawn, pasangan lesbian dari Coventry, Inggris. Mereka mengaku ingin ikut turut serta dalam uji coba proyek dimaksud, "Dengan program itu, berarti kami bisa mendapatkan anak sendiri," kata mereka. Rencananya, bila proyek di atas berhasil. 

           Metode tersebut akan diterapkan secara massal. Bill Ledger ahli embrio manusia dari Universitas Shef Field, wanti-wanti. Menurut dia, teknologi ini masih mengandung resiko yang tinggi karena dapat menciptakan manusia-manusia cacat. "teknik itu tak boleh dikembangkan," ujarnya.